Mama, Kesederhanaan yang Mewah

By Fadli Kurniawan - 09.07


Kalau diminta untuk mengasosiasikan satu kata tentang Mama, maka saya akan menyebut "mendhoan."


Kenapa? Mendhoan itu makanan khas dari tempat kelahiran saya, Banyumas, yang sederhana, tetapi mewah. Sederhana karena cuma terbuat dari tempe dan adonannya. Mewah karena di Jakarta yang seluas 661,5 kmini, tak satu pun kutemukan mendhoan seenak mendhoan Banyumas. 

Itulah Mama, kesederhanaan yang mewah. Dia jarang sekali tampil dengan make-up dan hampir tak pernah tampil dengan gerincing perhiasan di tangan, leher, dan kakinya. Tapi, dia sangat mewah buatku karena yang selalu pertama kali kucari ketika kupulang.

Mama yang selalu berteriak ketika waktu shubuh akan berakhir tapi aku tak kunjung bangun.

Mama yang setiap pagi sampai saat ini, menyiapkan mendhoan dan kopi, kemewahanku.

Mama yang tak mengenal facebook, twitter, dan instagram, dan tak kan kubiarkan dia mengenalnya.

Mama yang bisa tertawa hanya dengan menonton sinetron.

Mama yang tak mengenyam pendidikan tinggi tapi tak pernah membiarkan anaknya malas bersekolah.

Mama yang setiap akan ujian, sampai aku akan sidang skripsi pun aku mintakan doanya lewat telepon.

Mama yang setiap aku ujian, dia sholat, bahkan berpuasa demi aku.

Mama yang dengan ajaib ketika aku merindukannya dari jauh, segera datang pesan di handphone darinya.

Mama yang selalu mencium pipiku setiap aku berpamitan meninggalkan rumah, baik untuk kuliah maupun bekerja di luar kota.

Mama yang mengantarku subuh-subuh untuk berangkat lomba, tetap berdiri memastikan mobil jemputanku berangkat dengan lancar.

Mama yang ketika kecil aku bermain jauh dan tak kunjung pulang, dia mencariku, meski menerjang hujan deras.

Mama yang setiap kali aku pulang tidak pernah absen menanyakan siapa calon pendamping hidupku.

Mama yang selalu aku harap, aku bisa berbakti kepadanya sepanjang hidup.

Mama yang..... ah tak cukup syair-syair dan seribu puisi pun menggambarkan cintamu.

Sebelum dilahirkan, mungkin kita dulu bertanya kepada Tuhan Sang Pencipta Segalanya:

"Ya Tuhanku, nanti di dunia siapa yang menyayangiku?"

Tuhan menjawab, "MalaikatKu."

"Ya Tuhanku, nanti di dunia aku akan kesepian, siapa yang setia menemaniku?"

Tuhan menjawab, "MalaikatKu."

"Ya Tuhanku, siapa yang nanti akan mengingatkanku tentangMu?"

Tuhan menjawab, "MalaikatKu."

"Ya Tuhanku, bagaimana aku memanggil malaikatMu itu?"

Tuhan menjawab, "Kau bisa memanggil malaikat itu: Mama."




(Percakapan di atas sudah banyak beredar di internet. Mohon bila ada yang mengetahui sumber aslinya, bisa diberitahukan kepada saya)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar